Monday, December 8, 2014
Self Determination UAS
Self Determination
Nurul Izzah
111111165
Abstraksi
Artikel ini
berusaha menjelaskan peran Self Determination dalam sebuah kasus yang akhirnya
dapat membantu seseorang mencapai tujuan dan keinginannya. Self Determination
merupakan Self Determination merupakan sebuah
motivasi intrinsik yang tergabung dalam kepribadian seseorang, perkembangan,
dan pengaruh situasional untuk menunjang kesejahteraan psikologis seseorang
(Deci & Ryan, 1985, 2000, 2008)(dalam Knee, dkk., 2013). Self Determination merupakan motivasi dalam yang
membuat individu bertindak sesuai dengan dirinya tanpa adanya tekanan dari
aspek di luar dirinya. Self Determination ini sangat penting untuk membantu
setiap individu keluar dari permasalahannya terlihat pada seorang mahasiswi
Fakultas Psikologi yang dibahas di kasus ini. Seorang yang bernama Nisa ini
memiliki ketiga spek Self Determination yaitu Competence, Relatedness, dan
Autonomy. Ketiga aspek tersebut menunjukkan Slef Determination yang dimiliki
Nisa dan akhirnya membawa Nisa mencapai keinginannya dan memperoleh
kesejahteraan psikologis sesuai dengan yang dijelaskan oleh Deci & Ryan
(2008).
Pendahuluan
Setiap
manusia terlahir dengan hak masing-masing untuk dapat hidup dengan sejahtera.
Kesejahteraan yang berhak didapatkan oleh setiap individu tentunya
bermacam-macam. Salah satu kesejahteraan yang pasti ingin didapatkan oleh
setiap individu adalah kesejahteraan psikologis (psychological well-being). Untuk mencapai kesejahteraan psikologis,
setiap individu memiliki aspek Self
Determination. Self Determination merupakan sebuah motivasi intrinsik yang
tergabung dalam kepribadian seseorang, perkembangan, dan pengaruh situasional
untuk menunjang kesejahteraan psikologis seseorang (Deci & Ryan, 1985,
2000, 2008)(dalam Knee, dkk., 2013).
Self
Determination selalu ada di dalam diri setiap individu. Untuk dapat mencapai
keinginannya individu menggunakan self determination atau motivasi dalam
dirinya yang dapat membuatnya bertindak sesuai dirinya (otonomi). Tindakan
seseorang tersebut bersifat bebas, otonomi, tanpa adanya tekanan dari faktor
eksternal ataupun ekspektasi dari dalam diri (Knee, dkk., 2013). Otonomi yang
ada di dalam diri setiap manusia menunjukkan bahwa apapun masalah atau keadaan
sulit sekalipun dapat dihadapi jika dia mau menggunakan self determination
untuk menyelesaikannya. Salah satu peran self determination dalam kehidupan
sehari-hari akan dibahas pada artikel ini yaitu bagaimana seorang mahasiswi
psikologi yang berasal dari lingkungan yang tidak mementingkan pendidikan tapi
dapat memiliki keinginan untuk berpendidikan tinggi.
Tinjauan Pustaka
Self
Determination adalah sebuah motivasi intrinsik yang tergabung dalam kepribadian
seseorang, perkembangan, dan pengaruh situasional untuk menunjang kesejahteraan
psikologis seseorang (Deci & Ryan, 1985, 2000, 2008). Tindakan seseorang
tersebut bersifat bebas, otonomi, tanpa adanya tekanan dari faktor eksternal
ataupun ekspektasi dari dalam diri (Knee, dkk., 2013). Dengan adanya self
determination bisa dikatakan bahwa seseorang dapat menjadi “dirinya sendiri”
dan memenuhi apa yang sebenarnya diinginkan dalam diri seseorang. Setiap
individu memiliki otonomi atas keputusan dan perilakunya tanpa adanya tekanan
dari luar dirinya. Self Determination yang dimiliki setiap individu ini
tentunya bertujuan untuk mencapai kesejahteraan psikologisnya.
Deci
dan Ryan (1980, 1985, 2000) bahwa self determination terdiri dari 3
aspek dasar yang digunakan oleh manusia untuk mencapai kepuasan hidup, yaitu competence,
relatedness, dan aoutonomy. Berikut merupakan pengertian dari masing-masing aspek
dasar tersebut (Deci dan Ryan, 2000):
1.
Competence adalah kebutuhan untuk memiliki kontrol lingkungan luar
kita. Aspek ini sama dengan konsep Bandura tentang human agency yang
menjelaskan tentang kapasitas individu untuk mengambil kontrol atau
mengendalikan lingkungan dan kualitas kehidupan mereka sendiri.
2.
Relatedness adalah kebutuhan untuk merasakan kasih sayang dari orang
lain.
3.
Autonomy adalah kebutuhan untuk kebebasan akan pengalaman diri.
Kasus
Seorang mahasiswi fakultas Psikologi di salah satu
Universitas negeri di Surabaya berasal dari suatu desa terpencil di Lamongan,
Jawa Timur. Mahasiswi yang bernama Nisa ini merupakan anak pertama. Nisa
menceritakan bahwa dia berasal dari desa dan sekolah yang tidak favorit di
tempatnya. Desa tempat tinggalnya memiliki budaya
yang memiliki pemikiran ‘untuk apa sekolah tinggi-tinggi’ atau ‘nggak punya
uang ngapain kuliah’. Di desa itu banyak yang sudah menikahkan anaknya di usia
anak kuliahan. Namun Nisa’ tidak memiliki pemikiran seperti itu. Walaupun
orang-orang di desanya memandang miring terhadap Nisa’ dan banyak yang
menganggap kuliah hanya membuang-buang uang, Nisa’ tetap mendaftar kuliah
walaupun secara finansial dia tidak mampu. Dengan dukungan dari guru-guru di
sekolahnya, dia menemukan jalan keluar masalah finansialnya dengan mengikuti
bidik misi.
Untuk
menjalani kegiatan belajarnya, dia pun tidak gengsi bertanya dengan
teman-temannya. Ilmu yang dia dapatkan ketika di desa dulu berbeda dengan yang
teman-temannya miliki. Di bangku kuliah ini Nisa baru mengetahui bagaimana
komputer itu. Sehingga dia tidak tau bagaimana cara penggunaannya. Awalnya dia
merasa malu karena dia tidak bisa mengoperasikan komputer. Namun dia memiliki
keinginan belajar komputer dari teman-temannya. Dengan membuang rasa malunya,
Nisa berusaha untuk belajar komputer agar dapat mengerjakan tugas-tugasnya. Dengan
usahanya yang keras tersebut Nisa merasa sangat bersyukur dan senang karena
dapat mencapai apa yang diinginkannya walaupun banyak yang mencibirnya di
lingkungannya.
Analisa Kasus
Kasus
di atas menunjukkan bagaimana Self Determination sebenarnya dapat merubah hidup
seseorang. Self Determination merupakan motivasi intrinsik yang akhirnya
mendorong seseorang untuk bertindak sesuai apa yang diharapkan termasuk untuk
keluar dari permasalahannya. Pada diri Nisa Self Determination membuatnya mampu
mencapai keinginannya untuk kuliah walaupun lingkungan atau faktor eksternalnya
tidak mendukung itu. Dari kisah di atas terlihat aspek Competence dalam diri
Nisa, dimana Nisa dapat membuat keputusannnya sendiri untuk tetap berusaha
kuliah. Walaupun di lingkungannya banyak perempuan yang akhirnya menikah
setelah SMA dan banyak yang menganggap kuliah hanya membuang-buang uang, Nisa
tidak terpengaruh dengan gaya hidup di Desanya tersebut. Aspek otonomi juga
tampak padanya, dimana dia memiliki kebebasan untuk membuat sendiri
pengalamannya untuk kuliah sesuai dengan apa yang diinginkannya tanpa harus
memikirkan apa yang dikatakan oleh orang lain. Aspek terakhir yang juga tampak
pada Nisa adalah Relatedness dimana Nisa mendapat dukungan dari guru-guru di
sekolahnya untuk mengikuti Bidik misi. Dengan dukungan tersebut akhirnya Nisa
dapat menemukan jalan keluar masalah finansialnya dan dapat memantapkan dirinya
untuk tetap mencapai apa yang menjadi targetnya.
Hasil dan Pembahasan
Self
Determination memiliki 3 aspek penting yaitu competece, relatedness, dan
autonomy. Aspek-aspek tersebut merupakan penentu bagaimana self determination
seseorang dalam bertindak. Self Determination tersebut tampak pada seorang Nisa
yang akhirnya dapat mencapai tujuannya untuk berkuliah. Dari fenomena tersebut
dapat terlihat bahwa Self Determination itu sangat diperlukan untuk memenuhi
kesejahteraannya seperti yang dijelaskan oleh Deci dan Ryan (2008). Apabila
setiap individu dapat mengembangkan Self Determinationnya maka individu
tersebut akhirnya dapat menyelesaikan masalahnya bahkan merubah hidupnya.
Ketika individu dapat menjadi dirinya sendiri untuk tujuan yang baik maka
individu tersebut akan mencapai kesejaheraan psikologis. Tanpa memikirkan apa
yang dikatakan oleh orang lain terkait apa yang menjadi keputusan kita, kita
akan dapat berperilaku menjadi diri kita sendiri. Sehingga peran self
determination sangat penting untuk dapat keluar dari permasalahan kita sendiri.
Daftar Pustaka
Knee, C.
Raymond, Hadden, benjamin W., Porter, Ben., Rodriguez, Lindsay M. (2013). Self-Determination Theory and Romantic Relationship
Processes. Personality and Social Psychology Review. 2013
17: 307
Ryan, Richard M. & Deci,
Edward L. (2008). A Self Determination Theory Approach to Psychotherapy: he
Motivational Basis for Effective Change. Journal
of Clinical Psychology.
49, 3, 186–193
Petri, H. L., & Govern, J. M. (2004). Motivation
– Theory, Research, and Applications[Fifth Edition].
USA: Thomson Wadsworth.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Powered by Blogger.